Rahim Pengganti

Bab 184 "Arsen Cemburu"



Bab 184 "Arsen Cemburu"

0Bab 184      
0

Arsen cemburu?      

"Dhira!!" panggil seseorang.      

Mendengar panggilan tersebut sontak saja membuat semua orang yang ada disana menoleh ke arah belakang terdapat seorang pria dengan perawakan yang begitu tinggi dan dan sangat menawan membuat beberapa orang wanita yang ada disana terpesona dengan penampilan orang tersebut.      

Sedangkan Dhira sedikit bingung dengan orang yang ada di depannya saat ini karena Dhira tidak mengenal orang tersebut. Bukan tidak mengenal tapi dia lupa dengan sosok yang saat ini berdiri dengan senyum yang begitu mengembang bahkan mampu membuat para teman wanitanya menatap ke arah orang tersebut dengan tatapan penuh kagum.      

Laki laki itu lalu mendekati tempat duduk Dhira, lalu tersenyum ke arah nya. "Kamu lupa sama aku?" tanya pria itu dengan senyum yang mengembang. Sontak saja, hal tersebut membuat Dhira semakin bingung.      

Pria tersebut lalu menarik sebuah kursi dan duduk disebelah Dhira, sedangkan Dhira masih menatap pria tersebut dengan penuh tanya.     

"Dhiko?" tanya Dhira.      

Dengan senyum yang begitu mengembang pria tersebut membalas ucapan yang dilontarkan oleh Dhira dengan anggukan kepala. Sontak saja hal tersebut membuat heboh dan langsung memeluk pria yang ada di depan nya saat ini semua orang yang ada di sana seketika menatap ke arah Dhira bingung dengan apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut.      

"Ya ampun, kamu pindah lagi ke sini?" tanya Dhira.      

"Seperti yang kamu lihat. Aku pindah ke sini lagi, menepati janji aku sama kamu," balas Dhiko.      

"Siapa tuh Ra?" tanya Mira.      

Dhira lalu memperkenalkan Dhiko kepada teman teman nya semua yang ada di sana begitu senang berkenalan dengan Dhiko kecuali Arsen yang terlihat begitu cuek Digo adalah salah satu teman Dira sejak SD hingga SMP saat mereka akan masuk ke SMA Diko, pindah keluar kota.       

Satu tahun yang lalu  pindah ikut bersama kedua orang tua nya ke Padang. Saat kepergian Dhiko benar benar membuat Dira sedih bagi nya Dhiko bukan hanya seorang teman tapi sudah seperti kakak sendiri.      

Semua teman teman Dhira begitu semangat mendengar penjelasan Diko apalagi pria itu ternyata sangat mudah bergabung dan bergaul serta sangat ramah dengan mereka.  Tawa di bibir Dhira karena mendengar lelucon Dhiko membuat seseorang di ujung sana menggeram kesal melihat hal tersebut.      

"Gue pamit pulang," ujar Arsen. Pria itu, lebih memilih untuk meninggalkan teman makan tersebut, dibandingkan harus melihat dengan sangat jelas. Wanita yang ada di dalam hati nya, bisa bercanda dengan pria lain sedangkan dengan nya seolah membangun sebuah benteng yang begitu kokoh.      

"Buru buru amat, sih Sen. Besok kita libur juga. Ini mumpung Dhira boleh pulang terlambat loh," ucap Bagas.      

"Om Daffa udah ngasih kelonggaran ya Ra. Tumben banget boleh keluar di jam segini," sambung Dhiko. Mendengar hal tersebut, semakin membuat Arsen kesal. Tanpa banyak berkata apa apa lagi, Arsen pergi meninggalkan semua nya. Bahkan Gaby yang memanggil nama nya saja tidak di hiraukan oleh Arsen yang, sudah sangat kesal dengan apa yang terjadi.      

"Tuh anak kenapa?" tanya Aris.      

"Biarin aja. Mungkin lagi malas ngumpul," jawab Kafa.      

Mereka lalu melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda ketika arsen pulang jika mulai membahas banyak hal laki laki itu terlihat sangat tampan tinggi dan juga berotot selama satu tahun berada di kota lain membuat Dhiko sangat yakin akan apa yang ada di dalam hati nya. Laki laki itu tahu bahwa diri nya akan kembali ke rumah dimana harus nya diri nya datang. Udara malam semakin dingin membuat Dhiko dengan peka nya membuka jaket yang diri nya gunakan dan langsung memasang untuk dikenakan oleh Dhira.     

Dhira ingin menolak namun, Dhiko langsung membalas pandangan mata Dhira dengan sebuah tatapan singkat laki laki itu selalu saja bersikap seperti ini dannDhira sangat mengenal  seperti apa Dhiko. Dhira lun, pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Dhiko. Tanpa mereka sadari salah satu rekan yang ikut bersama mereka mengambil foto dan mengirimnya ke grup kelas caption yang digunakan oleh orang tersebut lah yang mampu memancing emosi seseorang yang saat ini berdiam di dalam kamar nya.      

"Kita pulang yok, udah malam kasihan Gaby," ujar salah satu teman di kelas Dhira.      

Tadi ketika Arsen pulang, Dhira menawarkan diri untuk ikut pulang juga supaya sang kakak tidak terlalu lama di luar. Namun, Gaby menolak diri nya ingin berada di luar rumah. Meskipun Dhira menolak hal tersebut, karena diri nya tidak ingin membuat kedua orang tua mereka khawatir dengan kondisi Gaby nanti nya. Akhir nya Dhira pun setuju, ketika pesan singkat yang diri nya kirim ke mama nya dibalas.      

"Ayo!!" ucap semua nya.      

Dhira dan Gaby bersiap, kedua nya akan memesan taksi online. Karena tidak mungkin Dhira membawa motor bersama dengan sang kakak.      

"Gas kamu bawa motor aku ya, nanti besok bawa ke sekolah lagi," ucap Dhira.      

"Siap Bu boss," jawab Bagas.      

Saat Dhira akan bersiap memesan taksi, Dhiko langsung membuka suara nya. "Kalian ikut aku aja, kita masih satu kompleks," ucap Dhiko.      

Dhira akan menjawab namun, diurungkan ketika Dhiko sudah menarik tangan nya untuk masuk ke dalam mobil sontak saja hal itu membuat Dhira hanya bisa menghela napas nya. Akhir nya kedua kakak dan adik itu, mengikuti Dhiko masuk ke dalam mobil nya.      

Dhiko laksmana adalah seorang pria yang begitu ramah dan juga penuh misteri kepergian, Dhiko beberapa tahun yang lalu benar benar tidak diketahui oleh Dhira diri nya hanya tahu saat itu Dhiko, jatuh ketika sedang bermain basket lalu setelah itu setelah kejadian tersebut sahabat, masa kecil nya langsung pindah pergi ke Padang menurut penuturan kedua orang tua nya. Namun, bagi Dhira kepergian Dhiko secara mendadak dan kepulangan Dhiko seperti saat ini benar benar menimbulkan banyak tanda tanya.  Namun, meskipun seperti itu Dhira tetap memendam apapun yang diri nya rasakan.      

***      

Mobil yang dikendarai oleh Digo memiliki kecepatan yang begitu sedang yaitu memanfaatkan banyak hal untuk bisa berlama lama dengan Dhira wanita yang hingga detik ini ini selalu mengisi relung hati nya.     

"Kamu makin cantik ra banyak sekali perubahan yang terjadi sama kamu titik bahkan aku tadi hampir saja tidak," ucap Dhiko dengan senyum yang begitu lebar.     

"Apa sih nggak jelas banget aku mah biasa aja seperti biasa nya," balas Dhira. Gadis itu tahu bagaimana sikap dari teman masa kecil nya tersebut.      

"Gaby apa kabar Udah lama ya nggak ketemu kamu juga makin cantik aja." Pertanyaan yang sudah sejak tadi ingin di dengar oleh Gaby.      

Gaby hanya membalas dengan senyuman ucapan yang dilontarkan oleh Dhiko.  Mobil ini yang sempat sepi kembali ramai dengan pertanyaan bahkan lelucon yang dilakukan oleh Dhiko untuk membuat kedua orang yang gadis tersebut tersenyum.      

Tidak membutuhkan banyak waktu saat ini mobil nya Dhiko sudah sampai di depan rumah Dhira kedua kakak dan adik itu segera turun tak lupa Dhira menyampaikan selamat datang kembali dan juga terima kasih karena sudah diantar oleh Dhiko.      

Setelah menyaksikan Dhira dan juga Gaby masuk ke dalam rumah Dhiko lalu menjalankan mobil nya rumah Dhiko tidak jauh dari rumah mereka hanya beda beberapa blok saja.      

"Baru pulang bang?" tanya seseorang ketika Dhika akan menaiki tangga dan menuju ke kamar nya.      

"Eh bunda. Iya Bun, baru pulang."      

"Kamu itu, baru sembuh loh. Jangan aneh aneh ya bang, kondisi nya di jaga ya. Pokok nya, bunda nggak mau kamu sakit lagi," ucap sang bunda. Dhiko tersenyum, pria itu lalu mendekat ke arah bunda nya dan duduk di samping sang bunda. "Dhiko akan membuat Bunda bahagia. Dan tidak akan membuat Bunda sedih dan menangis lagi. Karena Dhiko ingin sembuh dan bahagia," ucap nya.      

Kedua ibu dan anak itu saling bercerita tentang apa yang terjadi hari ini Dhiko begitu semangat ketika diri nya menceritakan bahwa baru saja mengantar Dhira ke rumah nya. Melihat senyum dan begitu semangat nya Dhiko membuat sang Bunda berdoa untuk kebahagiaan Dhiko, anak laki laki nya.      

"Ya sudah sekarang kamu masuk kamar terus jangan lupa cuci kaki istirahat, besok udah mau masuk sekolah lagi kan pokok nya Bunda pengen kamu selalu baik baik aja nggak boleh capek capek oke sayang."      

Dhiko mengikuti apa yang dianjurkan oleh sang Bunda laki laki itu lalu mulai masuk ke dalam kamar nya senyum bahagia yang ada di bibir Dhiko tidak pernah lepas dan hal itu membuat Bunda Alena selalu berharap untuk bisa melihat senyum sang anak terus menerus.      

"Semoga bunda bisa selalu melihat senyum yang kamu terbitkan setiap harinya. Bunda selalu berharap semua kebahagiaan yang dulu harus terjadi dan berganti dengan air mata saat ini kembali mengukir kebahagiaan di hati kamu.":     

Pagi hari nya, Dhiko yang akan masuk sekolah lagi, di antar oleh sang bunda ke sebuah sekolah terbaik di kota ini. Namun, pria itu bingung dengan kondisi sekolah yang tiba tiba saja seperti ini. "Bun, ini sekolah nya kenapa sepi?" tanya Dhiko.      

"Oh iya bunda lupa bilang sama kamu kalau, sekolah ini lagi libur. Kemarin lagi ada pesta besar."      

"Terus kalau libur kenapa kita ke sini bund?" tanya Dhiko.      

"Udah kamu ikut aja, bunda udah janjian sama kepala sekolah nya jadi aman. Yang libur hanya siswa doang, guru dan staf masih ada yang masuk, ayo buruan nggak enak kalau dia menunggu kita kelamaan," ucap sang bunda. Dhiko yang tidak ingin membuat sang bunda kembali mengomel langsung mengikuti bunda nya masuk ke dalam area sekolah.      

***      

"Aku tutup Dhiko ya mas, kamu tahu gimana mengenai penyakit nya," ucap bunda Alena.      

"Kamu tenang saja. Dhiko akan sembuh dengan cepat yang penting kita selalu bisa mengatasi nya dengan baik."      

Dhiko hanya tersenyum, laki laki itu, mengerti dengan sikap sang bunda yang begitu mengkhawatirkan diri nya, siapa orang tua yang tidak khawatir dengan anak nya yang menderita sakit yang hampir saja merenggut nyawa, jika saja saat itu tidak ada yang membantu Dhiko bisa dipastikan saat ini mungkin diri nya tidak bisa bertahan hidup.      

"Kami pamit, jadi kapan Dhiko bisa masuk kembali?" tanya bunda Alena.      

"Saat ini anak anak sedang libur, menikmati waktu mereka karena sudah mempersiapkan acara semalam yang luar biasa, jadi dua hari lagi baru masuk. Kamu bisa datang kembali hari Kamis Dhiko," ucap Pak Anton kepala sekolah sekaligus teman lama bunda Alena. Pria yang terlihat baik dan murah senyum itu, selalu mengusap bahu Dhiko terlihat sekali jiwa kebapakan nya.      

"Ya sudah kalau seperti itu, dua hari lagi Dhiko akan masuk sekolah. Terima kasih untuk semua bantuan kamu Ton, aku nggak akan bisa sampai di detik ini, kalau kalian semua tidak menjadi support system terbaik untuk kami."      

"Teman akan selalu saling membantu," balas nya.      

Kedua nya lalu, beranjak dari tempat tersebut, tangan Dhiko tidak pernah lepas menggenggam tangan sang bunda. Wanita kuat yang berjuang seorang diri merawat dan membesarkan Dhiko dengan penuh cinta dan juga kasih sayang yang luar biasa.      

"Kita cari makan dulu mau," tawar bunda Alena.      

"Aku akan selalu ikut kemana ibu negara pergi."      

Mobil yang dikendarai oleh Dhiko langsung melesat dengan cepat. Alena terkadang tidak percaya bahwa anak nya yang sudah divonis mengalami mati otak. Saat itu Alena sudah sangat pasrah dengan apa yang terjadi, menjadi seorang single mom membuat Alena tidak tahu harus berbuat apa, ditambah lagi dengan kenyatan sang suami baru saja meninggal dunia. Rasa nya saat itu hidup Alena, begitu hancur mendapatkan cobaan yang luar biasa hebat, di kehidupan yang luar biasa ini, namun, kuasa Tuhan siapa yang berani melawan nya, satu bulan Dhiko koma dan dinyatakan tidak bisa bertahan lama, akibat mati otak tapi nyata nya Dhiko sembuh.      

Anak laki laki nya, bisa kembali pulih, support system yang didapatkan oleh bunda Alena benar benar membuat wanita itu kuat menjalani semua nya, bahkan ketika diri nya ingin menyerah beberapa rekan suami dan keluarga jauh dengan begitu keras memberikan dukungan supaya bisa melewati semua nya dengan baik.      

Dua hari kemudian.      

Pagi ini, suasana meja makan terasa sangat berbeda dan hal itu benar benar membuat Dhira bingung, apa lagi melihat tingkah laku sang bunda yang sangat berbeda dengan diri nya. Gina yang selalu cuek, nyata nya saat ini lebih hangat dan sikap tersebut membuat Dhira begitu bahagia.      

"Buna punya ide, tapi kira kira kalian bakalan setuju tidak, kalau ide nya  Buna sampaikan," ucap Gina.      

Ketiga anak nya begitu semangat, mendengar ide dari sang Buna. Gina menoleh ke arah sang suami, sebelumnya diri nya sudah memberitahukan hal ini kepada sang suami maksud dan tujuan nya, dan dengan begitu terbuka Daffa menerima ide tersebut. Menurut Daffa hal itu, sudah sangat jarang mereka lakukan sehingga, langsung saja di setujui oleh Daffa.      

Gina lalu menyampaikan semua nya, senyum bahagia di wajah ketiga anak mereka begitu indah, terlebih Arka begitu bahagia mendengarkan apa yang akan terjadi, anak laki laki itu sangat heboh, bahkan membuat Dhira dan Gaby hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku sang adik.      

"Berarti semua nya setuju ya, oke kita bakalan liburan bersama. Buna juga akan ke sekolah kalian, terus ke dokter juga buat tanya gimana kondisi kakak, apa oke atau tidak," ucap Gina.      

Setelah itu, Daffa lalu mengantar ketiga anak nya, kali ini yang duduk di depan adalah Dhira. Banyak hal yang ditanya oleh Daffa, pria itu ingin lebih dekat dengan anak anak nya, takut jika umur tidak bertahan lama, dan Daffa menyesal. Selama di perjalanan, Daffa baru mengetahui, jika anak gadis nya itu begitu bawel dan hal seperti ini, begitu terlambat diketahui oleh Daffa dan Gina, yang hanya fokus akan satu orang saja.      

"Baba hati hati di jalan ya," ucap Dhira. Gadis itu keluar terakhir, sedangkan Gaby dan  Arka sudah lebih dulu. Dhira menatap ke arah sang Baba dengan tatapan yang begitu bahagia.      

"Terima kasih sudah menjadi anak Baba yang paling kuat, Baba bangga memiliki kamu sayang," ucap Daffa. Pria itu lalu membawa sang anak ke dalam pelukannya, nyaman itulah definisi perasaan yang saat ini, dirasakan oleh Dhira terhadap Baba nya.      

***      

Semua anak yang ada di sekolah Dhira terlihat begitu bahagia apalagi tadi Dhira mendengar bahwa ada seorang anak baru disekolah mereka tersebut. Tak lupa dia mampir ke dalam kelas Gaby gadis itu memberikan bekal sang kakak yang sengaja diri nya siapkan. Setelah selesai mengantar bekal Gaby, Dhira lalu berjalan menuju ke dalam kelas nya ada beberapa anak yang bertemu dengan Dhira bertanya mengenai anak baru yang akan berada di kelas mereka.  Dhira yang tidak mengetahui hal itu bingung harus menjawab apa karena mereka semua tidak percaya bahwa dirinya tidak mengetahui hal tersebut.     

Mira yang baru saja datang bersama dengan Bagas sudah berteriak dengan begitu histeris gadis itu langsung, memberitahukan setiap penjuru kelas milik mereka bahwa ada siswa baru yang akan bergabung di kelas mereka, tersebut dan yang lebih membuat kaget mereka semua adalah mereka sudah pernah bertemu dengan orang tersebut, yang tidak peduli dengan hal itu sibuk dengan novel nya, gadis itu tidak terlalu mementingkan siapa yang akan menjadi rekan di kelas nya nanti yang terpenting saat ini.  Bagi Dira adalah menyelesaikan bacaan novel yang sudah beberapa hari ini tidak dia baca.  Padahal kisah di dalam nya begitu menyentuh hati selalu menangis membaca setiap bait yang dituliskan oleh penulis tersebut.     

Saat ini mereka semua sedang menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru bahasa Indonesia di depan kelas.  Dhira terus saja menoleh ke samping diri nya, gadis itu tidak menyangka dengan siapa yang akan menjadi teman nya di sekolah saat ini. Anak baru yang sudah di heboh kan oleh seluruh penjuru kelas bahkan sekolah pun. Dhira akhirnya sudah mengetahui ternyata anak tersebut adalah Dhiko teman nya,  pria itu pindah ke sekolahan di mana ada Dhira berada. Bahkan Dhiko Tidak menyangka bahwa diri nya akan bertemu dengan Dira dan bersekolah di tempat yang sama.      

Jam sudah berakhir, dan saat ini semua nya akan menuju ke kantin. Seperti biasa ke empat gadis itu akan segera berjalan bersama sama menuju kantin.      

"Kalian mau ke mana?" tanya Dhiko.      

"Mau ke kantin. Kamu mau ikut?" tanya Mira. Dhiko membalas ucapan para teman teman baru nya itu dengan sebuah anggukkan kepala nya, Diandra yang melihat hal itu langsung menarik Dhiko.      

"Ayo kita ke kantin sekarang," ucap nya.      

Dhiko tersenyum, dan menuruti apa yang menjadi perintah dari mereka semua. Sesampainya di kantin, seperti biasa Mira dan Diandra akan bertugas memesan makanan untuk mereka.     

"Kau sejak kapan suka novel?" tanya Dhiko.      

"Sejak kamu pergi, dan aku tidak ada teman nya lagi," balas Dhira.      

Kedua nya ngobrol bersama tanpa mereka tahu, jika seseorang yang ada di dekat mereka sedang menahan rasa sesak nya yang begitu dalam, hal itu di karena. Melihat bagaimana kedekatan Dhiko dan juga Dhira.      

Di meja berbeda arsen sudah menahan kekesalan nya dengan adegan yang ada di depan nya saat ini pria itu benar benar begitu kesal dengan apa yang diri nya lihat. Sudah sejak tadi juga Arsen menjadi bahan gunjingan ketiga teman nya karena diri nya bersikap seolah tidak peduli dengan Dhira namun, masih memperhatikan bahkan saat ini diri nya terlihat begitu kesal dengan apa yang ada di depan nya.     

"Maka nya gak usah berpikiran mau ngebales Dhira seolah olah deket sama Gaby lo itu bisa aja nanti nyakitin kedua   nya," ucap Aris.     

Arsen sudah pusing melihat sikap Dhira yang selalu menjauhi diri nya tiba tiba membuat sebuah keputusan mencoba untuk mencari perhatian Dhira dengan mendekati kakak nya namun, hal berbeda yang didapatkan oleh Arsen gadis nya  itu malahan terlihat sangat cuek dengan apa yang dilakukan oleh arsen kepada diri nya. Bahkan saat ini Dhira dengan mudahnya bersikap biasa biasa saja sedangkan Arsen sudah kesal dengan apa yang terjadi.      

"Lo juga harus hati hati kedekatan lo sama Gaby beberapa hari yang lalu bisa aja nanti nya jadi bumerang buat lo sendiri. Karena lu bukan hanya membuat Gaby berharap lebih tapi lo juga secara tidak langsung membuat Dhira menjadi membenci lo, karena sudah membuat kakak nya tersakiti," lanjut Kafa.      

Arsen tidak berpikir sampai ke situ pria itu mengira bahwa kedekatannya dengan Gaby tidak akan menimbulkan sebuah masalah namun nyata nya berbeda ternyata di hadis yang selama ini dijadikan arsen sebagai alasan membuat Dira marah sudah lama memendam perasaan kepada dirinya dan hal itu benar benar membuat arsen tidak bisa berpikir dengan jernih.     

Bel istirahat telah berbunyi mereka lalu beranjak dari tempat duduknya masing masing namun, berbeda dengan Arsen yang berjalan menuju ke meja Dhira,  Arsen dengan sangat tenang mengajak Dhira untuk berbicara sejenak namun, kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu membuat Dira sedikit takut dengan Arsen.     

"Gue pengen ngajak ngomong Lo sebentar aja Ra," ucap Arsen.      

Dhira ingin menolak namun, tidak tega dengan wajah Arsen yang memohon hingga akhir nya, Dhira mengikuti Arsen hal itu membuat pria tersebut begitu bahagia. Kedua nya lalu berjalan menuju ke ruang OSIS, ruangan yang begitu pas untuk mereka berdua berbicara.      

Beberapa orang yang, melihat kedua nya berjalan bersama mulai menggoda mereka, karena Arsen dan Dhira memang sangat cocok terlebih lagi ketika penampilan spesial malam itu, membuat kedua nya begitu menjadi idola oleh semua warga sekolah.      

Tanpa mereka berdua ketahui, ada seorang wanita yang menahan sesak di dalam dada nya, dan mulai mengikuti Arsen dan Gaby. Dirinya penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh kedua nya.      

##      

Selamat membaca dan terima kasih.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.